BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia
sabagai mahluk sosial tentunya tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain
sehingga manusia membutuhkan sarana untuk berhubungan dengan orang lain. Sarana
itu adalah bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang
digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi dan mengidentifikasi diri. Di
dalam penggunaannya sehari-hari diharapkan masyarakat dapat mengunakan bahasa
secara baik dan benar agar nantinya tidak terjadi kekaburan makna sehingga
diperoleh ketepatan makna. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
terdiri dari sejumlah rangkaian kata yang sangat besar yang juga memiliki
struktur serta bentuk.
Adapun
cabang-cabang ilmu yang khusus mempelajari tentang bahasa diantaranya adalah
fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Di antara keempat cabang-cabang
ilmu tersebut, terdapat cabang ilmu bahasa yaitu Sintaksis yang merupakan salah
satu cabang ilmu bahasa yang menelaah tentang hubungan kata-kata atau
satuan-satuan sintaksis yang lebih besar dalam kalimat. Dengan kata lain, sintaksis
adalah telaah tentang stuktur kalimat.
Dalam
pembahasan sintaksis yang biasa dibicarakan adalah stuktur sintaksis yang
mencakup fungsi, kategori, peran, dan alat-alat yang digunakan dalam struktur
itu, satuan sintaksis mencakup kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana, serta
ha-hal yang berkenaan dengan sintaksis seperti modus,aspek dan lain-lain.
Dalam
struktur sintaksis yang menjadi objek kajiannya adalah fungsi, kategori, dan
peran sintaksis. Di antara ketiga objek kajian tersebut, terdapat peran sintaksis
yang berkaitan dengan makna gramatikal atau sintaksis. Dengan pengisian unsur
peran ini dapatlah diketahui makna yang ada pada masing-masing kata dalam
kalimat. Tapi, dalam kenyataannya masih banyak terjadi kekeliruan baik
dikalangan siswa ataupun mahasiswa tentang pemahaman peran sintaksis dalam kata
atau kalimat. Berpijak dari hal itulah penulis mengangkat materi mengenai peran
sintaksis, yaitu analisis peran kalimat.
1.2
Rumusan
Masalah
Berpijak
dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan peran sintaksis?
1.2.2
Apa sajakah peran-peran sintaksis
tersebut?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan paper ini adalah untuk memberikan pengertian tentang peran
sintaksis secara lebih jelas agar
nantinya tidak lagi terjadi kekeliruan dikalangan siswa ataupun mahasiswa.
Selain itu, tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk melengkapi nilai ujian
akhir semester pada mata kuliah sintaksis bahasa Bali II semester V, bidang
studi Pendidikan Bahasa dan Sasyra Daerah, IKIP PGRI Bali.
1.4
Ruang
Lingkup Penulisan
Dalam paper ini, penulisannya
dibatasi pada peran sintaksis, peran sintaksis yang dimiliki oleh fungsi
subjek, predikat, objek, dan keterangan dalam kalimat serta analisis peran
sintaksis dalam kalimat.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Sintaksis
Stuktur
sintaksis merupakan salah satu aspek pembahasan dalam sintaksis. Stuktur ini
mencakup tiga hal yaitu fungsi sintaksis, kategori sintaksis dan peran
sintaksis. Fungsi sintaksis merupakan semacam kotak-kotak kosong dalam stuktur sintaksis yang kedalamanya akan
diisi oleh kategori-kategori tertentu (Verhaar:1978). Kotak-kotak kosong ini
ini disebut dengan subjek, objek, predikat, dan keterangan (Chaer:2000).
Kategori sintaksis merupakan jenis atau tipe kata yang menjadi pengisi fungsi
sintaksis. Kategori-kategori ini berkenaan dengan nomina (kata benda), verba (kata
kerja ), adjektiva (kata sifat), adverbia (keterangan), dan kata tugas. Peran
sintaksis merupakan peran yang dimiliki oleh suatu kata dalam kalimat.
2.2
Peran Sintaksis
Verhaar
(1996) mengatakan, bahwa peran adalah segi semantik dari peserta-peserta verba.
Unsur peran ini berkaitan dengan makna gramatikal atau sintaksis. Dengan
pengisian unsur peran ini, maka dapatlah diketahui makna yang ada pada
masing-masing unsure fungsi sintaksis.
Dalam
konsep peran semantik Foley dan Van Velin (1978) dikatakan, bahwa didalam fungsi sintaksis hanya ada dua peran umum
yang ada dalam argument verba yaitu actor atau pelaku dan undergoer atau
pasien. Tetapi, menurut ahli bahasa lainnya banyak peran yang dimiliki argument
verba. Setiap fungsi sintaksis seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan
masing-masing memiliki peran sintaksis.
2.3 Analisis Kalimat Berdasarkan Peran
Analisis kalimat
berdasarkan peran mengacu pada makna pengisi unsur-unsur fungsional kalimat.
Makna pengisi unsur-unsur fungsional
kalimat dapat diuraikan sebagai berikut.
2.3.1 Makna Unsur Pengisi Subjek (S)
Ramlan (1996) mengemukakan beberapa kemungkinan makna
unsur pengisi subjek sebagai berikut.
a.
Menyatakan ‘pelaku’
Contoh:
1)
Meme nyakan nasi di paon
2)
Bapa meli bias di Karangasem
Keterangan:
Unsur kata meme dan bapa dalam contoh di atas yang merupakan fungsi subjek
memiliki peran sebagai pelaku.
b.
Menyatakan ‘alat’
Contoh:
3)
Arite anggona ngabas padang teken bapa
4)
Troli ento anggona ngajang bias
Keterangan:
Unsure kata arite dan troli dalam contoh di atas
yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai alat.
c.
Menyatakan ‘sebab’
Contoh:
5)
Blabare nganyudang umah krama desane
6)
Apine muunin somi-somi di carike
Keterangan:
Unsur kata blabare dan apine dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai sebab.
d.
Menyatakan ‘penderita’
Contoh:
7)
Buku ento ejange teken Made di duur
mejane
8)
Batakone kakisidang teken bapa ka tegale
Keterangan:
Unsur kata buku dan batako dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai penderita.
e.
Menyatakan ‘hasil’
Contoh:
9)
Hotel- hotel mewah ento kawangun olih pangusaha
saking Jakarta
10) Banten
caru
ento gaenina teken Memen Iluh
Keterangan:
Unsur kata hotel-hotel dan banten caru dalam contoh di atas yang merupakan fungsi subjek
memiliki peran sebagai hasil.
f.
Menyatakan ‘tempat’
Contoh:
11) Pasisi
Kuta
akeh karauhin para wisatawan
12) Carikne tanemina jagung lan klangkung
Keterangan:
Unsur kata pasisi kuta dan carik
dalam contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai
tempat.
g.
Menyatakan ‘penerima’
Contoh:
13) Iluh beliange baju teken gegelannyane
14) Made baange ngidih sepatu teken beline
Keterangan:
Unsure kata iluh dan made dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai penerima.
h.
Menyatakan ‘pengalam’ (yang dialami oleh
unsur pengisi subjek)
Contoh:
15) Ebokne barak tur sosoh
16) Umahne bocor tur benyah
Keterangan:
Unsur kata ebokne dan umahne dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai pengalam.
i.
Menyatakan ‘dikenal’
Contoh:
17) Anak
cerik
ento adine Made
18) Guru
ento guru bahasa
Bali
Keterangan:
Unsur kata anak cerik dan guru dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai yang
dikenal.
j.
Menyatakan ‘terjumlah’
Contoh:
19) Pipisne satak tali rupiah
20) Batis
kuluke
papat
Keterangan:
Unsur kata pipisne dan batis kuluke
dalam contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai
terjumlah.
2.3.2 Makna Unsur Pengisi Predikat (P)
Ramlan (1996) mengungkapkan bahwa makna unsur
pengisi predikat sebagai berikut.
a.
Menyatakan ‘perbuatan’
Contoh:
21) Pekak sedeng mamaca lontar
22) Made ngetik surat ban laptop
Keterangan:
Unsur kata sedeng mamaca dan ngetik
surat dalam contoh di atas yang merupakan fungsi perdikat memiliki peran
sebagai perbuatan.
b.
Menyatakan ‘keadaan’
Contoh:
23) Awakme berag tur landing
24) Umahne asri tur bersih
Keterangan:
Unsur kata berag tur landung dan asri
tur bersih dalam contoh di atas yang merupakan fungsi perdikat memiliki
peran sebagai keadaan.
c.
Menyatakan ‘keberadaan’
Contoh:
25) Bukune ada di duur mejane
26) Semute maumah di beten tanahe
Keterangan:
Unsur kata ada dan maumah dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi perdikat memiliki peran sebagai
keberadaan.
d.
Menyatakan ‘pengenal’
Contoh:
27) Anak muani ento pegawai Bank BRI
28) Kantor ento kantor PDAM
Keterangan:
Unsur kata pegawai Bank BRI dan kantor
PDAM dalam contoh di atas yang merupakan fungsi perdikat memiliki peran
sebagai pengenal.
e.
Menyatakan ‘jumlah’
Contoh:
29) Men Ayu suba ngelah pianak tatelu
30) Iluh sari ngelah gegelan dadua
Keterangan:
Unsur kata tatelu dan dadua dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi perdikat memiliki peran sebagai jumlah.
f.
Menyatakan ‘pemerolehan’
Contoh:
31) Iluh Sekar maan hadiah baju
32) Made maan pipis satak tali rupiah
Keterangan:
Unsur kata maan dalam contoh di atas yang merupakan fungsi perdikat memiliki
peran sebagai pemerolehan.
2.3.3 Makna Unsur Pengisi Objek (O)
Kemungkinan makna unsur
pengisi objek dapat dilihat sebagai berikut.
a.
Menyatakan ‘penderita’
Contoh:
33) Bapa nyiup suling
34) Iluh Ayu ngumbah baju di tukade
Keterangan:
Unsur kata suling dan baju dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi objek memiliki peran sebagai penderita.
b.
Menyatakan ‘penerima’
Contoh:
35) Agus meliang Komang baju
36) Meme ngaenang bapa kopi
Keterangan:
Unsur kata komang dan bapa dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi objek memiliki peran sebagai penerima.
c.
Menyatakan ‘tempat’
Contoh:
37) Gede malali ka pasih Sanur
38) Krama desa penatih sangkep di bale banjar
Keterangan:
Unsur kata pasih Sanur dan bale banjar dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi objek memiliki peran sebagai tempat.
d.
Menyatakan ‘alat’
Contoh:
39) Bapa ngabas ban arit
40) Iluh Ayu nyait aji semat
Keterangan:
Unsur kata arit dan semat dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi objek memiliki peran sebagai alat.
e.
Menyatakan ‘hasil’
Contoh:
41) Gede sedeng ngetik surat
42) Krama desa ngwangun bale banjar
Keterangan:
Unsur kata surat dan bale banjar dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi objek memiliki peran sebagai hasil.
2.3.4 Makna Unsur Pengisi Pelengkap (Pel)
Unsur pengisi pelengkap
memiliki makna sebagai berikut.
a.
Menyatakan ‘penderita’
Contoh:
43) Ia malajah basa Bali.
44) Adine maplalian robot-robotan.
Keterangan:
Unsur kata basa Bali dan robot-robotan dalam contoh di atas yang
merupakan fungsi pelengkap memiliki peran sebagai penderita.
b.
Menyatakan ‘alat’
Contoh:
45) I Bima masenjata gada sakti
46) Sang Arjuna kapaica panah pasupati
Keterangan:
Unsur kata gada sakti dan panah pasupati
dalam contoh di atas yang merupakan fungsi pelengkap memiliki peran sebagai alat.
2.3.5 Makna Unsur pengisi Keterangan (Ket)
Makna unsur penngisi
keterangan dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.
Menyatakan ‘tempat’
Contoh:
47) Komang sedeng malajah nulis di kamare
48) Made ngejang baju di lemarine
Keterangan:
Unsur kata di kamare dan di lemarine dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran sebagai tempat.
b.
Menyatakan ‘waktu’
Contoh:
49) Bapa lakar mulih uli Jawa buin mani
50) Mbok Made brangkat ka Jakarta dibi puan
Keterangan:
Unsur kata buin mani dan dibi puan dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran sebagai waktu.
c.
Menyatakan ‘cara’
Contoh:
51) Meme majalan ka peken adeng-adeng
52) Gede ngae PR enggal-enggal
Keterangan:
Unsur kata adeng-adeng dan enggal-enggal
dalam contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran
sebagai cara.
d.
Menyatakan ‘penerima’
Contoh:
53) Agus nulis surat baanga Iluh Ayu
54) Meme meli baju baanga bapa
Keterangan:
Unsur kata iluh ayu dan bapa dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran sebagai
penerima.
e.
Menyatakan ‘peserta’
Contoh:
55) Gede malali ka pasih Sanur ajak timpal-timpalne
56) Pan Gede brangkat ka Jakarta ngajak
keluargannyane
Keterangan:
Unsur kata timpal-timpalne dan keluargannyane
dalam contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran
sebagai peserta.
f.
Menyatakan ‘alat’
Contoh:
57) Bapa ngajang bias ban troli
58) Meme nyait sampaian ban semat
Keterangan:
Unsur kata troli dan semat dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran sebagai alat.
g.
Menyatakan ‘sebab’
Contoh:
59) Made tusing masuk krana
gelem
60) Ia tusing ngidang meli buku krana lacur
Keterangan:
Unsur kata krana gelem dan krana lacur dalam
contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran sebagai sebab.
h.
Menyatakan ‘keseringan’
Contoh:
61) Bapa numbeg ka carik sabilang wai
62) Meme majalan ka peken sabilang semenagan
Keterangan:
Unsur kata sabilang wai dan sabilang
semengan dalam contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki
peran sebagai keseringan.
i.
Menyatakan ‘perbandingan’
Contoh:
63)
Made
nakal pisan sakadi beline
64)
I
Nyoman jegeg pisan sakadi widyadari
Keterangan:
Unsur kata sakadi beline dan sakadi widyadari dalam contoh di atas yang merupakan fungsi
keterangan memiliki peran sebagai perbandingan.
j.
Menyatakan ‘perkecualian’
Contoh:
65)
Bapa
sarahina magae sajabaning rahina
saniscara lan redite
66)
Makejang
pianakne dueg sajabaning Gede
Keterangan:
Unsur kata sajabaning rahina saniscara lan redite
dan sajabaning Gede dalam contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan
memiliki peran sebagai perkecualian.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Dari
penjelasan dan pemaparan pada bab II, dapat disimpulkan bahwa, peran sintaksis
adalah salah satu aspek dari struktur sintaksis yang merupakan peran yang
dimainkan oleh suatu kata dalam kalimat. Pada masing-masing fungsi sintaksis
memiliki peranan sintaksis tersendiri.
2. Dengan
pengisisan unsur peran sintaksis, dapatlah diketahui makna yang ada pada
masing-masing unsur fungai sintaksis sebagai berikut.
·
Fungsi subjek yang memiliki peran, yaitu:
pelaku, alat, sebab, penderita, hasil, tempat, penerima, pengalam, dikenal, dan
terjumlah.
·
Fungsi predikat yang memiliki peran,
yaitu: perbuatan, keadaan, keberadaan, pengenal, jumlah, dan pemerolehan.
·
Fungsi objek yang memiliki peran, yaitu:
penderita, penerima, tempat, alat, dan hasil.
·
Fungsi unsur pelengkap yang memiliki
peran, yaitu: penderita dan alat.
·
Fungsi keterangan yang memiliki peran,
yait: tempat, waktu, cara, penerima, peserta, alat, sebab, keseringan,
perbandingan, dan perkecualian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar