Sabtu, 02 November 2013

Sintaksis Bahasa Bali

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang Masalah
Manusia sabagai mahluk sosial tentunya tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain sehingga manusia membutuhkan sarana untuk berhubungan dengan orang lain. Sarana itu adalah bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi dan mengidentifikasi diri. Di dalam penggunaannya sehari-hari diharapkan masyarakat dapat mengunakan bahasa secara baik dan benar agar nantinya tidak terjadi kekaburan makna sehingga diperoleh ketepatan makna. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari terdiri dari sejumlah rangkaian kata yang sangat besar yang juga memiliki struktur serta bentuk.
Adapun cabang-cabang ilmu yang khusus mempelajari tentang bahasa diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Di antara keempat cabang-cabang ilmu tersebut, terdapat cabang ilmu bahasa yaitu Sintaksis yang merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang menelaah tentang hubungan kata-kata atau satuan-satuan sintaksis yang lebih besar dalam kalimat. Dengan kata lain, sintaksis adalah telaah tentang stuktur kalimat.
Dalam pembahasan sintaksis yang biasa dibicarakan adalah stuktur sintaksis yang mencakup fungsi, kategori, peran, dan alat-alat yang digunakan dalam struktur itu, satuan sintaksis mencakup kata, frase, klausa, kalimat, dan wacana, serta ha-hal yang berkenaan dengan sintaksis seperti modus,aspek dan lain-lain.
Dalam struktur sintaksis yang menjadi objek kajiannya adalah fungsi, kategori, dan peran sintaksis. Di antara ketiga objek kajian tersebut, terdapat peran sintaksis yang berkaitan dengan makna gramatikal atau sintaksis. Dengan pengisian unsur peran ini dapatlah diketahui makna yang ada pada masing-masing kata dalam kalimat. Tapi, dalam kenyataannya masih banyak terjadi kekeliruan baik dikalangan siswa ataupun mahasiswa tentang pemahaman peran sintaksis dalam kata atau kalimat. Berpijak dari hal itulah penulis mengangkat materi mengenai peran sintaksis, yaitu analisis peran kalimat.

1.2              Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1.2.1    Apakah yang dimaksud dengan peran sintaksis?
1.2.2        Apa sajakah peran-peran sintaksis tersebut?

1.3       Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memberikan pengertian tentang peran sintaksis  secara lebih jelas agar nantinya tidak lagi terjadi kekeliruan dikalangan siswa ataupun mahasiswa. Selain itu, tujuan dari pembuatan paper ini adalah untuk melengkapi nilai ujian akhir semester pada mata kuliah sintaksis bahasa Bali II semester V, bidang studi Pendidikan Bahasa dan Sasyra Daerah, IKIP PGRI Bali.

1.4              Ruang Lingkup Penulisan
            Dalam paper ini, penulisannya dibatasi pada peran sintaksis, peran sintaksis yang dimiliki oleh fungsi subjek, predikat, objek, dan keterangan dalam kalimat serta analisis peran sintaksis dalam kalimat.
     
BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Struktur Sintaksis
            Stuktur sintaksis merupakan salah satu aspek pembahasan dalam sintaksis. Stuktur ini mencakup tiga hal yaitu fungsi sintaksis, kategori sintaksis dan peran sintaksis. Fungsi sintaksis merupakan semacam kotak-kotak kosong  dalam stuktur sintaksis yang kedalamanya akan diisi oleh kategori-kategori tertentu (Verhaar:1978). Kotak-kotak kosong ini ini disebut dengan subjek, objek, predikat, dan keterangan (Chaer:2000). Kategori sintaksis merupakan jenis atau tipe kata yang menjadi pengisi fungsi sintaksis. Kategori-kategori ini berkenaan dengan nomina (kata benda), verba (kata kerja ), adjektiva (kata sifat), adverbia (keterangan), dan kata tugas. Peran sintaksis merupakan peran yang dimiliki oleh suatu kata dalam kalimat.

2.2       Peran Sintaksis
Verhaar (1996) mengatakan, bahwa peran adalah segi semantik dari peserta-peserta verba. Unsur peran ini berkaitan dengan makna gramatikal atau sintaksis. Dengan pengisian unsur peran ini, maka dapatlah diketahui makna yang ada pada masing-masing unsure fungsi sintaksis.  
Dalam konsep peran semantik Foley dan Van Velin (1978) dikatakan, bahwa didalam fungsi sintaksis hanya ada dua peran umum yang ada dalam argument verba yaitu actor atau pelaku dan undergoer atau pasien. Tetapi, menurut ahli bahasa lainnya banyak peran yang dimiliki argument verba. Setiap fungsi sintaksis seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan masing-masing memiliki peran sintaksis.
2.3       Analisis Kalimat Berdasarkan Peran
            Analisis kalimat berdasarkan peran mengacu pada makna pengisi unsur-unsur fungsional kalimat. Makna  pengisi unsur-unsur fungsional kalimat dapat diuraikan sebagai berikut.

2.3.1    Makna Unsur Pengisi Subjek (S)
Ramlan (1996) mengemukakan beberapa kemungkinan makna unsur pengisi subjek sebagai berikut.
a.          Menyatakan ‘pelaku’
Contoh:
1)         Meme nyakan nasi di paon
2)         Bapa meli bias di Karangasem
Keterangan:
Unsur kata meme dan bapa dalam contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai pelaku.
b.         Menyatakan ‘alat’
Contoh:
3)         Arite anggona ngabas padang teken bapa
4)         Troli ento anggona ngajang bias
Keterangan:
Unsure kata arite dan troli dalam contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai alat.
c.          Menyatakan ‘sebab’
Contoh:
5)         Blabare nganyudang umah krama desane
6)         Apine muunin somi-somi di carike
Keterangan:
Unsur kata blabare dan apine dalam contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai sebab.
d.         Menyatakan ‘penderita’
Contoh:
7)         Buku ento ejange teken Made di duur mejane
8)         Batakone kakisidang teken bapa ka tegale
Keterangan:
Unsur kata buku dan batako dalam contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai penderita.
e.          Menyatakan ‘hasil’
Contoh:
9)         Hotel- hotel mewah ento kawangun olih pangusaha saking Jakarta
10)     Banten caru ento gaenina teken Memen Iluh
Keterangan:
Unsur kata hotel-hotel dan banten caru dalam contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai hasil.
f.          Menyatakan ‘tempat’
Contoh:
11)     Pasisi Kuta akeh karauhin para wisatawan
12)     Carikne tanemina jagung lan klangkung
Keterangan:
Unsur kata pasisi kuta dan carik dalam contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai tempat.
g.         Menyatakan ‘penerima’
Contoh:
13)     Iluh beliange baju teken gegelannyane
14)     Made baange ngidih sepatu teken beline
Keterangan:
Unsure kata iluh dan made dalam contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai penerima.
h.         Menyatakan ‘pengalam’ (yang dialami oleh unsur pengisi subjek)
Contoh:
15)     Ebokne barak tur sosoh
16)     Umahne bocor tur benyah
Keterangan:
Unsur kata ebokne dan umahne dalam contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai pengalam.
i.           Menyatakan ‘dikenal’
Contoh:
17)     Anak cerik ento adine Made
18)     Guru ento guru bahasa Bali
Keterangan:
Unsur kata anak cerik dan guru dalam contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai yang dikenal.
j.           Menyatakan ‘terjumlah’
Contoh:
19)     Pipisne satak tali rupiah
20)     Batis kuluke papat
Keterangan:
Unsur kata pipisne dan batis kuluke dalam contoh di atas yang merupakan fungsi subjek memiliki peran sebagai terjumlah.

2.3.2    Makna Unsur Pengisi Predikat (P)
Ramlan (1996) mengungkapkan bahwa makna unsur pengisi predikat sebagai berikut.
a.          Menyatakan ‘perbuatan’
Contoh:
21)     Pekak sedeng mamaca lontar
22)     Made ngetik surat ban laptop
Keterangan:
Unsur kata sedeng mamaca dan ngetik surat dalam contoh di atas yang merupakan fungsi perdikat memiliki peran sebagai perbuatan.
b.            Menyatakan ‘keadaan’
Contoh:
23)     Awakme berag tur landing
24)     Umahne asri tur bersih
Keterangan:
Unsur kata berag tur landung dan asri tur bersih dalam contoh di atas yang merupakan fungsi perdikat memiliki peran sebagai keadaan.
c.             Menyatakan ‘keberadaan’
Contoh:
25)     Bukune ada di duur mejane
26)     Semute maumah di beten tanahe
Keterangan:
Unsur kata ada dan maumah dalam contoh di atas yang merupakan fungsi perdikat memiliki peran sebagai keberadaan.
d.         Menyatakan ‘pengenal’
Contoh:
27)     Anak muani ento pegawai Bank BRI
28)     Kantor ento kantor PDAM
Keterangan:
Unsur kata pegawai Bank BRI dan kantor PDAM dalam contoh di atas yang merupakan fungsi perdikat memiliki peran sebagai pengenal.
e.          Menyatakan ‘jumlah’
Contoh:
29)     Men Ayu suba ngelah pianak tatelu
30)     Iluh sari ngelah gegelan dadua
Keterangan:
Unsur kata tatelu dan dadua dalam contoh di atas yang merupakan fungsi perdikat memiliki peran sebagai jumlah.
f.          Menyatakan ‘pemerolehan’
Contoh:
31)     Iluh Sekar maan hadiah baju
32)     Made maan pipis satak tali rupiah
Keterangan:
Unsur kata maan dalam contoh di atas yang merupakan fungsi perdikat memiliki peran sebagai pemerolehan.

2.3.3    Makna Unsur Pengisi Objek (O)
Kemungkinan makna unsur pengisi objek dapat dilihat sebagai berikut.
a.          Menyatakan ‘penderita’
Contoh:
33)     Bapa nyiup suling
34)     Iluh Ayu ngumbah baju di tukade
Keterangan:
Unsur kata suling dan baju dalam contoh di atas yang merupakan fungsi objek memiliki peran sebagai penderita.
b.         Menyatakan ‘penerima’
Contoh:
35)     Agus meliang Komang baju
36)     Meme ngaenang bapa kopi
Keterangan:
Unsur kata komang dan bapa dalam contoh di atas yang merupakan fungsi objek memiliki peran sebagai penerima.
c.          Menyatakan ‘tempat’
Contoh:
37)     Gede malali ka pasih Sanur
38)     Krama desa penatih sangkep di bale banjar
Keterangan:
Unsur kata pasih Sanur dan bale banjar dalam contoh di atas yang merupakan fungsi objek memiliki peran sebagai tempat.
d.         Menyatakan ‘alat’
Contoh:
39)     Bapa ngabas ban arit
40)     Iluh Ayu nyait aji semat
Keterangan:
Unsur kata arit dan semat dalam contoh di atas yang merupakan fungsi objek memiliki peran sebagai alat.
e.          Menyatakan ‘hasil’
Contoh:
41)     Gede sedeng ngetik surat
42)     Krama desa ngwangun bale banjar
Keterangan:
Unsur kata surat dan bale banjar dalam contoh di atas yang merupakan fungsi objek memiliki peran sebagai hasil.
2.3.4    Makna Unsur Pengisi Pelengkap (Pel)
Unsur pengisi pelengkap memiliki makna sebagai berikut.
a.          Menyatakan ‘penderita’
Contoh:
43)     Ia malajah basa Bali.
44)     Adine maplalian robot-robotan.
Keterangan:
Unsur kata basa Bali dan robot-robotan dalam contoh di atas yang merupakan fungsi pelengkap memiliki peran sebagai penderita.
b.         Menyatakan ‘alat’
Contoh:
45)     I Bima masenjata gada sakti
46)     Sang Arjuna kapaica panah pasupati
Keterangan:
Unsur kata gada sakti dan panah pasupati dalam contoh di atas yang merupakan fungsi pelengkap memiliki peran sebagai alat.

2.3.5    Makna Unsur pengisi Keterangan (Ket)
Makna unsur penngisi keterangan dapat dijelaskan sebagai berikut.
a.          Menyatakan ‘tempat’
Contoh:
47)     Komang sedeng malajah nulis di kamare
48)     Made ngejang baju di lemarine
Keterangan:
Unsur kata di kamare dan di lemarine dalam contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran sebagai tempat.
b.         Menyatakan ‘waktu’
Contoh:
49)     Bapa lakar mulih uli Jawa buin mani
50)     Mbok Made brangkat ka Jakarta dibi puan
Keterangan:
Unsur kata buin mani dan dibi puan dalam contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran sebagai waktu.
c.          Menyatakan ‘cara’
Contoh:
51)     Meme majalan ka peken adeng-adeng
52)     Gede ngae PR enggal-enggal
Keterangan:
Unsur kata adeng-adeng dan enggal-enggal dalam contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran sebagai cara.
d.         Menyatakan ‘penerima’
Contoh:
53)     Agus nulis surat baanga Iluh Ayu
54)     Meme meli baju baanga bapa
Keterangan:
Unsur kata iluh ayu dan bapa dalam contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran sebagai penerima.
e.          Menyatakan ‘peserta’
Contoh:
55)     Gede malali ka pasih Sanur ajak timpal-timpalne
56)     Pan Gede brangkat ka Jakarta ngajak keluargannyane
Keterangan:
Unsur kata timpal-timpalne dan keluargannyane dalam contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran sebagai peserta.
f.          Menyatakan ‘alat’
Contoh:
57)     Bapa ngajang bias ban troli
58)     Meme nyait sampaian ban semat
Keterangan:
Unsur kata troli dan semat dalam contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran sebagai alat.
g.         Menyatakan ‘sebab’
Contoh:
59)     Made tusing masuk krana  gelem
60)     Ia tusing ngidang meli buku krana lacur
Keterangan:
Unsur kata krana gelem dan krana lacur dalam contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran sebagai sebab.
h.         Menyatakan ‘keseringan’
Contoh:
61)     Bapa numbeg ka carik sabilang wai
62)     Meme majalan ka peken sabilang semenagan
Keterangan:
Unsur kata sabilang wai dan sabilang semengan dalam contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran sebagai keseringan.
i.           Menyatakan ‘perbandingan’
Contoh:
63)     Made nakal pisan sakadi beline
64)     I Nyoman jegeg pisan sakadi widyadari
Keterangan:
Unsur kata sakadi beline dan sakadi widyadari dalam contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran sebagai perbandingan.
j.           Menyatakan ‘perkecualian’
Contoh:
65)     Bapa sarahina magae sajabaning rahina saniscara lan redite
66)     Makejang pianakne dueg sajabaning Gede
Keterangan:
Unsur kata sajabaning rahina saniscara lan redite dan sajabaning Gede dalam contoh di atas yang merupakan fungsi keterangan memiliki peran sebagai perkecualian.



BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
1.      Dari penjelasan dan pemaparan pada bab II, dapat disimpulkan bahwa, peran sintaksis adalah salah satu aspek dari struktur sintaksis yang merupakan peran yang dimainkan oleh suatu kata dalam kalimat. Pada masing-masing fungsi sintaksis memiliki peranan sintaksis tersendiri.
2.      Dengan pengisisan unsur peran sintaksis, dapatlah diketahui makna yang ada pada masing-masing unsur fungai sintaksis sebagai berikut.
·         Fungsi subjek yang memiliki peran, yaitu: pelaku, alat, sebab, penderita, hasil, tempat, penerima, pengalam, dikenal, dan terjumlah.
·         Fungsi predikat yang memiliki peran, yaitu: perbuatan, keadaan, keberadaan, pengenal, jumlah, dan pemerolehan.
·         Fungsi objek yang memiliki peran, yaitu: penderita, penerima, tempat, alat, dan hasil.
·         Fungsi unsur pelengkap yang memiliki peran, yaitu: penderita dan alat.
·         Fungsi keterangan yang memiliki peran, yait: tempat, waktu, cara, penerima, peserta, alat, sebab, keseringan, perbandingan, dan perkecualian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar